Jumat, 21 Februari 2014

Melihat fenomena tingkah laku manusia pada beberapa tahun terakhir, mungkin bagi sebagian manusia lain menyikapi perkembangan sebagai wujud dari kemajuan, akan tetapi bagi mereka yang masih menyunjung tinggi moralitas dan keimanan, ini menjadi pertanda petaka dimana bumi yang kita huni ini sudah tidak kuat lagi menampung kerusakan ulah penghuninya. Sesuatu yang tidak lagi lajim berlaku dimasyarakat dianggap suatu keanehan dan out of date. Mengapa???


Dalam suatu riwayat disebutkan " Setiap tahun, dimana keadaan yang setelahnya lebih jelek dari yang sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhanmu" (HR.Imam Tirmdzi). Kejahatan ahlak manusia tiap tahun semakin rusak sedangkan kebaikan semakin berkurang. Peringatan keras akhir jaman tidak lagi menjadi daya tarik untuk berubah dan melakukan tobat, namun terkalahkan oleh kemajuan tekhnologi dan  rasa malu yang sudah lenyap.

Lalu dimanakah Tuhan itu bagi mereka penganut peradaban liberal? Mungkinkah Tuhan hanya ada dimesjid atau tempat ibadah saja? Manusia doyan Berbondong-bondong menawarkan kipas dan korek api supaya tungku api semakin berkobar dan menyala, membumi hanguskan orang-orang beriman lalu diganti dengan budaya cantik dan modern tapi menyesatkan. Manusia sudah diperbudak oleh harta. Orang dihormati bukan karena pandai agama melainkan karena harta. Semua orang lebih mengejar uang ketimbang agama.

Jika kerusakan dan kejahatan semakin subur, sama saja kita semua mengundang kiamat makin dekat. "Sesungguhnya hari kiamat akan datang yang tidak diragukan lagi, namun kebanyakan manusia tidak beriman" (QS. Al Mukmin:59). Meskipun Allah senantiasa memberikan peringatannya melalui musibah,gempa bumi,dsb, namun manusia sibuk berdalih dan mengandalkan pemikirannya wah kiamat belum akan terjadi selama masih ada manusia mengerjakan sholat. Lalu kapankah diri kita tidak mengandalkan orang lain untuk menyelamatkan bumi ini?

Bukankah kita sudah melihat dengan jelas bentuk-bentuk ketidak wajaran yang semakin tampak. Kita pernah mendengar berita di TV tentang anak kecil yang sudah pandai berzina atau membuka peluang perzinaan, kemaksiatan banyak mendapatkan dukungan.  Banyaknya juru dakwah yang menimbulkan fitnah, semakin banyak juru dakwah semakin merajalela kejahatan,  orang tua sendiri diperlakukan seperti pesuruh/pembantu, mesjid dijadikan tempat deal politik, agama sekedar lips service, sesama saudara sendiri sudah tidak saling percaya, hampir semua dimuka bumi ini selalu menciptakan fitnah, dari berspekulasi, berburuk sangka, dan lain sebagainya. Bahkan dari bangun subuh saja kita sudah menyaksikan berita di TV sibuk nge-gosip, entah berita selebriti juga para komentator ahli politik dan ekonomi yang seperti merasa pintar dan benar sendiri, dan pemilik stasiun TV yang tidak lagi objective menyiarkan berita.

Kita memang diciptakan tidak pernah sama, kita memang berbeda. Namun alangkah lebih bijaknya bila dalam menjalani kehidupan bermasyarakat bukan mencari-cari perbedaan supaya kerukunan dapat dilestarikan. Agama tidak melarang berpikir, justru agama yang memberikan pondasi berpikir, menggunakan akal sehat. Lantaran berpikir manusia sama dengan menuju hakekat atau barokah. Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam hidup, karena itu jangan pernah takut akan sesuatu yang dapat hilang dari perjalanan hidup kita.Dunia bukan tujuan tapi ujian, seperti kata Plato Matilah denga iradat dan hiduplah dengan tabiat.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!